Mengapa Kebosanan dalam Belajar Terjadi dan Bagaimana Mengatasinya
Oleh : Umar, S.PdI
Pendahuluan
Kebosanan selama proses belajar adalah tantangan umum yang dihadapi oleh para pelajar dari segala usia. Baik Anda seorang siswa di sekolah, seorang profesional yang mengejar pendidikan lebih lanjut, atau seseorang yang sedang mempelajari keterampilan baru, kebosanan dapat muncul kapan saja, menghambat kemajuan dan motivasi Anda. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi alasan di balik munculnya kebosanan dalam belajar dan memberikan strategi praktis untuk membantu Anda mengatasinya, membuat perjalanan pembelajaran Anda lebih menarik dan efektif.
Pembelajaran adalah proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Sedangkan pelaksanaan proses belajar mengajar dapat dilakukan sebagai interaksi antara pengajaran dengan pelajaran dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran (Rahayu, 2010).
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebosanan adalah ungkapan tidak enak dari perasaan tidak menyenangkan, perasaan lelah yang menguras seluruh minat dan tenaga (Anoraga, 1998).Anastasi (1989) berpendapat bahwa sumber kebosanan dapat berasal dari individu dan lingkungan. Karakteristik orang berbeda-beda sehingga setiap orang memiliki kerentanan yang berbeda-beda pula terhadap kebosanan sekalipun melakukan kegiatan yang sama. Dampak dari kebosanan antara lain adalah timbulnya rasa kesal, lemas, lelah dan berkurangnya kewaspadaan (Kroemer dan Grandjean, 2000; Pulat, 1992; Kroemer dkk, 1994).
Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusatterdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat parasimpatis). Istilah kelelahanbiasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh (Tarwaka, 2011). Gejala-gejala kelelahan antara lain adalah penurunan kesiagaan dan perhatian, perlambatan kecepatan reaksi, penurunan dan hambatan persepsi, depresi, kurang tenaga, dan kehilangan inisiatif (Setyawati, 2011)
Kebosanan dalam proses belajar mengajar sangat sering terjadi terutama pada anak usia sekolah dasar, hal ini dapat dimaklumi karena usia mereka sedang dalam masa bermain. Maka untuk mengatasi kebosanan tersebut, guru perlu mengetahui beberapa metode pemecah kebekuan. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui penerapan icebreaking dan hubungannya terhadap kembalinya konsentrasi belajar siswa serta kendala yang dihadapi guru dalam penerapan icebreaking sehingga (1) icebreaking dapat diterapkan pada semua mata pelajaran bahkan pada layanan bimbingan belajar siswa. Ice Breaking dapat dipadukan dengan metode pembelajaran seperti metode pembelajaran menyenangkan atau teknik permainan lainnya (2) karena setelah melakukan kegiatan tersebut konsentrasi belajar siswa menjadi baik dan dapat merangsang daya serap siswa, minat belajar, perhatian belajar, hasil belajar serta dapat menumbuhkan minat belajar. semangat belajar siswa (3) Kendala yang dihadapi antara lain guru kurang menguasai jenis-jenis icebreaking, kurang kreatif, dan masih adanya pelatihan softskill berbasis icebreaking ( maya agustin, 2022)
Kecanduan gadget menggambarkan perilaku seseorang yang berlebihan atau kompulsif dalam menggunakan gadget. Perilaku ini dapat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari, serta memungkinkan terjadinya masalah aspek sosial, emosional, mental, dan kultural. Diantara faktor yang dapat memengaruhi terjadinya kecanduan gadget adalah kebosanan akademik. Kebosanan akademik adalah keadaan gairah yang tidak optimal dalam dunia pendidikan, kurangnya minat dan motivasi belajar, tuntutan melebihi kemampuan individu dan kelelahan akibat kurangnya keterlibatan dengan rangsangan di lingkungan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kebosanan akademik dengan kecanduan gadget selama pandemic Covid-19 pada remaja. Hasil yang signifikan ditemukan dalam penelitian ini yaitu adanya hubungan antara kebosanan akademik dengan kecanduan gadget pada remaja di Pekanbaru, yang berarti bahwa tinggi atau rendahnya kebosanan akademik memiliki korelasi dengan kecanduan gadget. (Muhammad ravikhan, nurul ayuda. 2022)
Mengapa Kebosanan Terjadi dalam Belajar?
Kurangnya Keterlibatan: Salah satu alasan utama terjadinya kebosanan dalam belajar adalah kurangnya keterlibatan. Ketika materi tidak menstimulasi atau gagal menarik minat Anda, menjadi sulit untuk tetap fokus.
Pengulangan: Pengulangan materi yang sama atau penggunaan metode pengajaran yang sama berkali-kali bisa menyebabkan kebosanan. Pikiran manusia menginginkan kebaruan dan variasi, dan pengalaman belajar yang monoton dapat dengan cepat menjadi membosankan.
Terlalu Banyak Materi: Sebaliknya, terlalu banyak informasi yang diberikan sekaligus bisa menjadi sangat membingungkan. Ketika Anda merasa dibanjiri dengan fakta dan konsep, mudah menjadi tidak tertarik dan kehilangan motivasi.
Materi yang Tidak Relevan: Belajar materi yang Anda anggap tidak relevan dengan tujuan atau minat Anda juga dapat memicu kebosanan. Ketika Anda tidak dapat melihat aplikasi praktis dari apa yang Anda pelajari, sulit untuk tetap terlibat.
Bagaimana Mengatasi Kebosanan dalam Belajar
Temukan Relevansi Pribadi: Cobalah untuk mengaitkan materi dengan kehidupan pribadi atau minat Anda. Memahami bagaimana materi tersebut terhubung dengan tujuan Anda dapat membuat bahkan mata pelajaran yang tampak membosankan menjadi lebih menarik.
Pecah Menjadi Bagian-Bagian Kecil: Alih-alih mencoba menguasai sejumlah besar materi sekaligus, pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang lebih mudah dikelola. Tetapkan tujuan khusus untuk apa yang ingin Anda capai dalam setiap sesi belajar.
Berikan Variasi: Ubah rutinitas belajar Anda. Gunakan sumber daya yang berbeda, seperti video, podcast, atau simulasi interaktif, untuk mempelajari konsep yang sama. Variasi ini dapat membuat pengalaman belajar lebih menyenangkan.
Belajar Aktif: Terlibatlah aktif dengan materi dengan bertanya pertanyaan, membuat catatan, atau mendiskusikannya dengan orang lain. Belajar aktif membuat pikiran Anda tetap fokus dan mencegah kebosanan.
Berikan Hadiah: Berikan diri Anda hadiah setelah mencapai tonggak dalam perjalanan pembelajaran Anda. Baik itu hadiah kecil atau istirahat untuk melakukan hal yang Anda nikmati, hadiah-hadiah ini dapat memotivasi Anda untuk tetap terlibat.
Cari Tantangan: Temukan cara untuk membuat proses pembelajaran lebih menantang. Ketika Anda aktif memecahkan masalah atau mengatasi kesulitan, kebosanan akan kurang mungkin muncul.
Beristirahatlah: Jangan lupa untuk mengambil istirahat singkat selama sesi belajar. Jangka pendek fokus yang intens diikuti oleh periode relaksasi singkat dapat membantu menjaga konsentrasi Anda.
Cobalah Gaya Belajar yang Berbeda: Setiap orang memiliki gaya belajar yang unik. Cobalah berbagai metode, seperti belajar visual, auditori, atau kinestetik, untuk menemukan yang paling cocok untuk Anda.