Self regulated learning
Oleh : Umar
- PENGERTIAN
Self-regulation belajar adalah kemampuan individu untuk mengendalikan, mengelola, dan mengarahkan proses pembelajaran mereka secara mandiri. Ini mencakup sejumlah keterampilan, seperti merencanakan tujuan belajar, mengatur waktu, memonitor kemajuan, mengevaluasi hasil, dan mengatasi hambatan yang mungkin timbul selama proses belajar. Self-regulation belajar mencerminkan tingkat otonomi dalam belajar, di mana individu bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
Menurut Zimmerman Regulasi diri dalam belajar adalah sebuah proses aktif-konstruktif dimana siswa menetapkan tujuan-tujuan belajar, kemudian berupaya memantau, mengatur, dan mengendalikan pikiran, motivasi dan perilakunya yang dipandu dan dibatasi oleh karakteristik pribadi serta segi-segi kontekstual dari lingkungan (Pintrich, 2000; Pintrich & Zusho, 2002; Wolter, dkk., 2003).
Berdasarkan definisi di atas, regulasi diri dalam belajar mengacu pada aktivitas belajar yang dipengaruhi dan dipandu oleh pikiran-pikiran, perasaan-perassan, strategi-strategi dan perilaku sendiri, yang diarahkan untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Siswa yang meregulasi diri dalam belajarnya, secara aktif akan mengatur kognisi mereka dengan membuat perencanaan, mengorganisasikan, memonitor dan mengevaluasi proses dan hasil belajarnya sendiri, Mereka secara aktif akan mengontrol dan bertanggungjawab terhadap belajarnya sendiri, menggunakan beragam strategi belajar yang dinilai bisa membantunya menguasai materi-materi pelajaran.
Dalam pandangan islam Ayat ahkam Surat Ar Ra’du ayat 11 juga menjelaskan mengenai regulasi diri:
إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri, dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
Pembelajar yang meregulasi dirinya memiliki kombinasai keterampilan belajar akademik (skill) dan pengendalian diri (will) yang membuat belajarnya menjadi mudah dan terarah. Menurut Zimmerman (2002) Pembelajar yang meregulasi dirinya mentransformasikan kemampuan-kemampuan mental mereka menjadi keterampilan-keterampilan dan strategi-strategi akademik. Mereka proaktif di dalam usaha-usaha belajar mereka karena mereka menyadari kekuatan dan keterbatasan merek sendiri, dan karena mereka dipandu oleh tujuan-tujuan serta strategi-strategi tugas yang mereka tetapkan sendiri.
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Regulasi Diri
Menurut Zimmerman (1989) kemampuan peserta didik di dalam menerapkan regulasi diri dalam belajar (Self-regulated Learning) bergantung pada tiga hal, yakni:
Pengaruh faktor personal
Efikasi diri dan nilai-nilai intrinsic adalah penilaian seseorang akan kemampuannya mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan
Pengetahuan yang dimiliki pengetahuan dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang merujuk pada serangkaian pengetahuan mengenai fakta dan kejadian. 2) pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang cara menggunakan strategi atau pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural harus didemonstrasikan; 3) pengetahuan kondisional, yaitu pengetahuan mengenai “mengapa dan kapan” melakukan pengetahuan deklaratif maupun prosedural.
- STRATEGI-STRATEGI REGULASI DIRI
- Strategi Metakognitif ;
Aktivitas perencanaan yang dimaksud mencakup: penetapan tujuan, membaca bahan bacaan sepintas lalu, membuat pertanyaan-pertanyaan awal menyangkut bahan yang akan dipelajari, membuat analisis tugas. Kegiatan-kegiatan ini membantu pembelajar di dalam merencanakan penggunaan strategi kognitif mereka dan untuk mengaktifkan atau mengutamakan aspek relevan dari pengetahuan sebelumnya, membuat pelajarannya menjadi terorganisir dan pemahaman materi menjadi lebih mudah.
Monitoring pemikiran dan perilaku akademik merupakan aspek penting dari regulasi diri dalam belajar. Agar proses monitoring berjalan dengan baik, diperlukan adanya tujuan atau standar sebagai pembanding dan acuan dalam proses monitoring
- Strategi Kognitif
- Rehearsal
Rehearsal adalah strategi belajar yang dilakukan dengan maksud membantu pembelajar memilih informasi penting dari bacaan dan menyimpannya ke dalam memori kerja, meskipun tidak untuk memori jangka panjang atau tidak mencerminkan tingkat pemrosesan yang sangat dalam
- Elaborasi
Elaborasi adalah strategi kognitif yang mencerminkan pendekatan pembelajaran yang lebih dalam. elaborasi dilakukan dengan cara meringkas materi yang dipelajari, menuliskan dengan kata-kata sendiri, membuat analogi, membuat catatan sendiri atau menambahkan makna pada informasi baru dengan cara menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah dimiliki, menjelaskan ide-ide kunci dari materi yang dipelajari kepada orang lain, serta mengajukan pertanyaan dan menjawabnya
- Organisasi
Organisasi adalah strategi kognitif yang juga mencerminkan pendekatan pembelajaran yang lebih dalam. strategi ini dilakukan dengan cara memilih ide utama dari teks, menguraikan teks atau materi yang dipelajari, membuat diagram, membuat jaringan hubungan antar konsep (peta konsep) yang teratur dan logis.
- Strategi Pengelolaan Motivasi
Strategi pengelolaan motivasi menyangkut strategi-strategi yang digunakan peserta didik untuk mengatur keyakinan-keyakinan motivasi dirinya
- Strategi Pengelolaan Sumber Daya
strategi yang digunakan siswa mengelola dan mengontrol lingkungan, yang mencakup pengelolaan dan pengendalian penggunaan waktu, usaha dan lingkungan belajar, orang lain, termasuk teman dan guru, melalui penggunaan strategi mencari bantuan
- Kesimpulan
Self-regulation belajar adalah kemampuan yang penting dalam pendidikan dan pengembangan pribadi. Ini membantu individu mengontrol proses pembelajaran mereka sendiri, meningkatkan motivasi, dan mencapai hasil yang lebih baik. Dengan merencanakan, mengelola waktu, dan memantau kemajuan, individu dapat menjadi pembelajar yang lebih efektif dan mandiri. Dengan demikian, self-regulation belajar adalah alat yang kuat untuk mencapai keberhasilan akademik dan pengembangan diri yang berkelanjutan