METODE LEBIH PENTING DARI SEKEDAR MATERI PEMBELAJARAN
Oleh : umar
Mendidik adalah profesi mulia yang pahalanya akan selalu mengalir (sebagai amal jariyah) ketika ilmu yang disampaikan dilakukan oleh generasi berikutnya, apalagi ilmu itu di tulis sehingga bisa dimanfaatkan oleh generasi ke generasi dan berdampak positif
Namun bagaimana ilmu itu disampaikan apa lagi dengan kondisi hari ini dengan kecanggihan tehnologi yang berdampak mempermudah seseorang untuk mengakses sebuah ilmu menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik , bagaimana pesona seorang guru tetap menjadi idola bagi peserta didik mengutip dari kaidah yang saya kutip dari K.H. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan ponpes Gontor
المَادَةُ مُهِمَّةٌ وَلَكِنَّ الطَّرِيقَةَ أَهْمُ مِنَ الْمَادَةِ. الطَّرِيقَةُ مُهِمَّةٌ وَلَكِنَّ الْمُدَرِّسَ أَهْمُ مِنَ الطَّرِيقَةِ.
وَالرُّوحُ الْمُدَرِّسِ أَهْمُ مِنَ الْمُدَرِّسِ نَفْسِهِ.
“Materi Pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi metode pembelajaran jauh lebih penting dari pada materi pembelajaran. Metode pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi guru jauh lebih penting daripada metode pembelajaran. Dan jiwa (ruh) seorang guru lebih penting daripada guru itu sendiri”
Pentingnya sebuah metode dalam Kegiatan Belajar Mengajar
المَادَةُ مُهِمَّةٌ وَلَكِنَّ الطَّرِيقَةَ أَهْمُ مِنَ الْمَادَةِ hal ini menuntut guru bukan sekedar mampu menyiapkan materinya namun bagaimana cara yang efektif untuk menyampikannya itu lebih penting, apalagi siswa belajar dengan cara mudah, senang dan bahagia, sehingga kesan yang ditimbulkan bahwa materi itu mudah gurunya asyik , materinya menarik, jauh dari kata membosankan, dengan demikian semangat untuk belajar akan bisa tersampaikan pada peserta didik mereka dengan kesadaran sendiri akan melakukan tahapan belajar atau yang dikenal dengan kesaadaran perubahan Prof. Dr Qomarudin hidayat pernah berkata bahawa “keberhasilan seorang guru dalam kegiatan mengajar ketika bisa membuat peserta didiknya belajar “
hal ini senada dengan hasil penelitian Sheal, Peter (dalam Depdiknas, 2004 : 23), siswa dapat belajar dengan baik berasal dari 10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar, 30 % dari apa yang dilihat, 50 % dari apa yang dilihat dan didengar, 70 % dari apa yang dikatakan, serta 90 % dari apa yang dikatakan dan dilakukan .
Posisi guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar
bahwa metode memang berpengaruh, namun tidak mutlak.
. الطَّرِيقَةُ مُهِمَّةٌ وَلَكِنَّ الْمُدَرِّسَ أَهْمُ مِنَ الطَّرِيقَةِ. Butuh bimbingan seorang guru sehingga Yang berpengaruh adalah the man, manusianya, orangnya, secanggih apapun tehnologi tidak akan pernah bisa menggantikan posisi seorang guru, hal itu ketika peranan seorang guru dikembalikan sebagaimana mestinya yaitu Guru sebagai Sumber Belajar namun bukan satu satunya, sebagai Fasilitator, Pengelola, Pembimbing, Motivator,dan Evaluator, namun ketika guru gagal dalam memerankan semua itu yang terjadi hanya kehadirannya saja yang hanya menggugurkan kewajiban, maka itu akan berdapak negative sehingga yang dimaksud kehadiran seorang guru dimaknai sebagai hadir dengan segenap jiwa raga al-mudarris nafsuhu kehadiran guru dengan segenap jiwa dan perasaannya ada sesuatu yang lebih penting dari itu semua dengan kata lain guru yang professional
Posisi Jiwa pendidik dalam Kegiatan Belajar Mengajar “menjaga keseimbangan antara Loyalitas dan kapasitas”
Sedalam apapun penguasaan materi dan sebaik apapun metode yang digunakan tetapi jika seorang guru tidak memiliki jiwa mengajar maka penguasaan materi dan metode tersebut tidak akan ada gunanya. Hati nurani seorang guru inilah yang menjadi dasar seorang guru dalam melakukan kegiatannya, karena hati menunjukkan keikhlasan.
وَالرُّوحُ الْمُدَرِّسِ أَهْمُ مِنَ الْمُدَرِّسِ نَفْسِهِ.
“ jiwa seorang guru lebih penting dari guru itu sendiri”
Loyalitas seorang guru terhadap pendidikan dengan keiklasan yang dimiliki akan menjadi sebuah hal penting dalam proses pendidikan ilmu yang barokah ketika ketiga hal bersambut yaitu gurunya ikhlas, muridnya ikhlas dan orang tua ikhlas ketiganya akan menjadi pemancar keberhasilan sebuah pendidikan
Ketiga keikhlasan itu jika bertemu maka seorang guru akan selalu belajar meningkatkan kemampuannya, meningkatkan pelayanan pendidikannya, seorang murid akan meningkatkan belajarnya, sikap baiknya dan orang tua akan meningkatkan dukungan baik kepada anak maupun kepada lembaga pendidikan anaknya.
Semoga kita semua diberikan keiklasan “ ikhlas dan professional menuju bangsa yang bermartabat”